Minggu, 04 Maret 2012

76

hari ini saya beranjak dari jakarta ke bandung.. oia, saya lupa memperkenalkan diri, nama saya wisnu dan saya sedang menempuh pendidikan S1 di suatu perguruan tinggi di bandung. namun sebenarnya saya bertempat tinggal di jakarta, keluarga saya sudah tinggal di jakarta sejak tahun 1992, saya juga menghabiskan masa sd sampai sma di jakarta.

jadi.. hari ini , hari minggu tepatnya saya pulang ke bandung untuk menjalani rutinitas kuliah, saya ke bandung dengan jasa travel. setelah saya menghabiskan waktu dengan keluarga akhirnya saya diantarkan ke tempat travel dekat rumah. malam itu travel yang akan saya tumpangi penuh. saya yang belum melakukan reservasi mendatangi counter tiket.
"mas kalau belum reservasi, masih ada tempat?" tanya saya
"kebetulan penuh pak, kalau mau waiting list saja" jawab orang yang menjaga counter tiket sambil mensodorkan kertas untuk penulisan data waiting list. sayapun menuliskan nama saya dikertas itu. "kalu waiting list kira2 jam berapa ya baru bisa berangkat?" tanya saya..
"paling jam 9.15 pak"
"ooo ok.." balas saya sambil
melihat jam yang sekarang pukul 8.45..
setelah itu saya menunggu sampai nama saya dipanggil untuk membayar, saya duduk berseberangan dengan televisi. disamping saya ada seorang laki2 yang kira2 umurnya 35 tahun dan di sebelah kanan saya ada seorang perempuan berambut hitam yang panjangnya menutupi punggung..

saya menunggu sambil menonton tv, kemudian laki2 yang berada disamping saya menyapa
"travel yang jam berapa mas?"
"belum dapat tiket sih, tapi kira2 jam 9.15 katanya. kalau mas jam berapa travelnya"
"saya sih selalu jam9 kalau travel disini, selalu booking juga jadi pasti dapat tempat"
"iya sih, kalau hari minggu begini biasanya penuh jadi memang harus booking dulu"
"kalau tujuannya mau ke arah mana mas?"
"saya ke dipatiukur.."
"saya juga kesana tujuannya" jawab orang itu.

lalu kami terdiam.. memang kalau sedang berpergian sendiri obrolan basa basi semacam ini sudah biasa.. tidak lama kemudian nama saya dipanggil,
"pak wisnu.."
lalu saya menghampiri counter tiket, untuk melakukan transaksi..
"jam 9.00 ya pak, ke dipatiukur"
"iya" jawab saya sambil mengambil uang di dompet" mobil travel saya pun tiba, dengan no mobil 94 saya pergi ke bandung. kursi yang tersisa adalah kursi no. 10 yang terletak di baris kanan paling belakang, satu baris dengan supir, disamping kiri saya kursi no. 9 yang ternyata adalah perempuan yang tadi duduk di sebelah kanan saya. perempuan ini dari tadi hanya diam dan sesekali memainkan ponselnya. rasanya enggan sekali untuk mengajak saya bicara. laki2 laki tadi, duduk di kursi no. 7 yang terletak di depan kiri saya, jadi posisinya serong kiri. saat dia ingin duduk dia menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan saya,
"restu" katanya seraya memperkenalkan diri.
"wisnu" jawab saya. setelah itu mobil yang kami tumpangi berangkat menuju bandung.

tidak lama kemudian saya tertidur pulas..
saya melihat orang yang tadi berbicara dengan saya sedang berjalan namun dalam keadaan terpincang2, kaki kirinya sepertinya sedang luka atau cedera. orang tadi mengatakan kepada pak supir "pak turunkan saya disini saja.. tolong turunkan saya disini" orang itu meminta untuk diturunkan di jalan tol..
tiba-tiba saya medengar perempuan yang berada di kiri saya sedang menangis, dan sayapun terbangun dari tidur. nafasnya tergesa2 suaranya seperti berbisik.. kemudian dia mencolek tangan saya seakan ingin berkata sesuatu. saya tatap bibinya yang pelan2 begerak. dia berysaha berbicara dengan bibir pucat, "orang tadi..", "orang yang dari tadi mas ajak bicara" suaranya hampir tidak terdengar. saya balas dengan bahasa tubuh yang mengisyaratkan "kenapa?"

matanya terus melihat kebawah.. "dia sudah meninggal kemarin lusa dalam kecelakaan travel di km 76, pukul 9.00" saya pun terdiam dan perlahan melihat ke tempat dia berada sebelumnya, ternyata kursi itu kosong sedari tadi, namun perempuan itu telah melihat keberadaan sosok tersebut sejak masuk ke dalam mobil tadi. perempuan itu menggambarkan rupanya, kaki kirinya terluka parah, kepalanya hancur dan tanpa mata. sekali lagi aku menengok ke arah kursi itu, namun perempuan itu melarang "dia masih ada ditempat duduknya" kata perempuan itu sambil berbisik..











Kamis, 12 Januari 2012

for Arief

Gw pengen nulis lagi, tapi ngga pengen juga.
kenapa pengennya? karena udah lama ngga nulis, (itu doang?)
lebih tepatnya, kemaren temen gw yang sebut saja namanya arief, dia menayakan kenapa blog ini udah ngga pernah gw update lagi. Terus gw jawab alasannya adalah karena gw udah lama ngga nulis, jadi mood gw untuk nulis udah hilang, Selain itu buat gw sekarang gw lebih suka ngobrol sama orang untuk bilang apa yang ada dipikiran gw. gw juga udah mulai kehilangan atau udah ngga pandai menggunakan kosa kata, emang ngga pernah pandai juga sih, tapi kemampuan itu kayanya udah ilang. Kalau soal kosa kata obatnya sudah pasti baca buku. Orang yang maaf tuli kemungkinan besar sulit untuk menguasai bahasa secara lisan, nah gw bisa dibilang ada dalam fase itu. Terus kenapa gw lebih suka ngobrol? gue rasa respon secara langsung itu yang gw suka, dan gw bisa milih - milih pendengar, tapi kalau gw nulis di blog pembacanya bisa siapa aja yang mau. Tapi lagi! nulis itu buat gw lebih elite dari pada ngobrol. Karena kalau gw ngobrol, mungkin besok - besok gw udah lupa kita lagi ngobrolin apa sekarang, lain lagi kalau ada sesuatu yang sepesial dalam obrolan itu, misalnya gw ngobrol sama orang yang gw suka, pasti gw ngga akan lupa, atau gw ngobrol dalam waktu yang lagi krusial misalnya, obrolan waktu hampir mati. Momentum seperti itu bisa melekatkan hal disekitarnya, salah satunya bahan obrolan. Tanpa hal - hal spesial tadi, obrolan itu cepet banget dilupakan. Nah! kalau tulisan..... tau sendiri khan?? dengan hitam diatas putih sesuatu bisa jelas, ada dokumentasinya, bisa dipertanggungjawabkan dan lain - lain. Selain itu buat mereka - mereka yang memiliki kecerdasan ekstra biasanya pemikirannya dituangkan kedalam bentuk tulisan bukan cuma obrolan. Jadi sebetulnya gw sedih dengan kondisi gw yang sekarang ngga pengen nulis.

Nah lagi!! kenapa ngga pengen nulis??
beberapa hal udanh gw bilang diatas, kalau gw udah keilangan mood untuk nulis, terus pelarian gw untuk bercerita itu udah bukan ke tulisan lagi tapi lebih ke ngobrol karena alasan - alasan yang ada diatas juga. Alasan lainnya adalah gw udah gw udah jarang baca buku, seperti apa yang gw singgung diatas lagi, intinya bahwa kalau gw mau bisa nulis, gw harus banyak baca ; kalau gw mau bisa ngomong, gw harus banyak dengerin orang ; kalau gw mau bisa main musik, gw harus banyak denger musik orang. intinya lagi.....

kaya nafas lah... kalau gw ngga menghirup oksigen untuk gw nafas, ya gw ngga bisa embusin oksigen dan gw ngga bisa bernafas, menulis, ngomong, main musik..

-for arief