Selasa, 12 Oktober 2010

0101

Hari ini 17 Oktober 2010. Dan umurku genap 22 tahun.
Dulu waktu tanggal 17 Oktober 1988, aku belum bisa melihat, berbicara, berjalan dan memang tidak bisa berbuat apa - apa selain menangis. Tangisan ku disambut bahagia oleh kedua orang tua ku, dan satu orang kakak laki - laki.

Setitik tentang sejarah..

Hari ini akan sedikit melelahkan sepertinya, mulai dari acara keluarga, kawinan dan rencana jalan bersama dua orang yang tengil dan bengal sudah dijadwalkan dari beberapa pekan lalu. Awalnya sih hanya ada satu acara yaitu bersama teman - teman, dan ternyata ibu baru kabarkan aku kalau hari ini ada acara keluarga plus kawinan. sulit rasanya untuk membatalkan janji dengan dua anak ini. pertama karena rencana ini sudah lebih dulu ditetapkan dan yang kedua, acara ini lah yang paling tidak membosankan.

bukan karena acara keluarga itu adalah membosankan tetapi harus diakui bahwa dalam keluarga besarku, tidak ada yang satu generasi dengan ku. jaraknya seperti mahasiswa dengan dosen yang sudah profesor atau guru TK dengan siswanya. Terkadang ini menjadi sesuatu yang menyenangkan karena aku bisa lebih dewasa, dan disisi lain bisa mengenang masa kecil yang bahagia. tetapi keadaan seperti ini tidak selalu statis. satu manusia saja bisa bergejolak, apalagi satu generasi atau lebih -- tidak selalu seperti yang aku inginkan.

Pagi - pagi sekali aku bangun dan mencuci mobil. Aku senang memandangi mobil dengan keadaan mengkilap. Setelah aku bersihkan toyota crown hitam milik ayah, aku sisihkan beberapa menit untuk duduk memandangi mobil ini. ku teliti sekilas apakah ada bagian yang lupa untuk dibersihkan -- sepertinya tidak. dan aku tersesat dalam masa yang pendek, seperti hanya ada aku sendiri. lamunan pagi itu disadarkan dengan lagu die another day by madonna.
"tong.. nanti ketemuan di daerah thamrin ya.." sahut reski dari ponsel.
sambil melihat jam aku menjawab."iya, siang jam 1 ya"
"ok"
"daaa" aku jauhkan ponsel dan menunggu sampai reski mematikan telponnya..
"halo halo halo" suaranya kecil masih terdengar samar - samar di ujung sana.
"ya? ya? ya?"
"Selamet ulang tahun pak!!" kencang suaranya menusuk telinga
"Iya makasih ya.."
"nanti ya kadonya, traktir dulu boleh niih.."
"gampang.."
"hahaha yaudah ya, sarapan dulu gw. daa.."
"ok.. daaa..." aku tutup telepon bergegas mandi..

Selama perjalanan menuju ke acara yang pertama, aku agak sibuk dengan ucapan ulang tahun yang membajiri ponsel, sepertinya seisi dunia bergembira untuk ku hari ini. kegembiraan itu dilemparkan dengan berbagai harapan. agar aku menjadi orang baik, sukses, dan segala kebaikan yang bertebaran di alam semesta. dua jam di acara keluarga semua keluarga yang datang melakukan hal yang sama.

Tidak sabar rasanya untuk bertemu dengan sahabat sepermainan ku. tidak ada satupun hubungan yang lebih intim dari keluarga dan pertemanan. aku bergegas ke Thamrin untuk menemui Reski dan Ali.
---
"sori ya brur lama, ada acara dulu soalnya" kataku yang buru - buru menghampiri Reski dan Ali.
"selamat ulang tahun Otong, hadiahnya udah gw kasih barusan.. gw nungguin lo satu setengah jam" balas Ali ramah sambil menjabat tanganku..
oia, namaku menjamur dari mulai Oto dan sekarang berfragmentasi menjadi Otong. Dan ali merupakan orang yang paling on time, dia lebih baik harus berangkat tiga jam sebelum jatuh waktu untuk sampai ke tujuan daripada orang harus menunggu dia sampai sepuluh menit terlambat.

Hari ini sama seperti hari biasanya, kami berbincang bertiga. membicarakan masalah politik, ekonomi, bisnis, dan sepertinya hampir semua rubrik yang ada di koran tiap harinya. kecuali soal wanita mungkin, yang tidak selalu dibahas pada koran harian umumnya.

Tiba - tiba aku yang duduk menghadap ke luar jalan dikagetkan degan seorang wanita benama Alysha (dia teman dekat juga, tetapi aku tidak berharap hubungan ini hanya sampai hubungan perteman). Dia bawakan aku 'fruit cake'. mereka tau kalau seberapa banyak aku makan kue itu, aku akan memuja rasanya sampai suapan terakhir.
"halo.. selamat ulang tahun birthday boy" aku menoleh kearah sumber suara.
"iya makasih banyak.." ragu - ragu dan malu aku keluarkan kata - kata terimakasih.
"jadi engga enak deh" sambil bergerak berdiri aku ambil kue dari tangannya dan menaruhnya diatas meja.

Lilin kue itu masih menyala dan seolah ingin pergi diembus angin.
"Tiup lah lilinnya... jangan lupa make a wish" sahut Reski sambil cengengesan.
semoga aku bisa terus bersama mereka - mereka yang menyayangi aku, amien..

Fiuuuhhh..

"semalam kita begadang bikin kue ini, agak mendadak sih.. tapi enak deh, kaya yang lo suka rasanya" suara Alyssha yang lembut membuat harunya bertambah. Napasku sedikit terengah - engah, bukan karena kecapekan. lebih tepatnya sedu sedan, jantungku juga terasa ogah - ogahan berdetak. detaknya lamban tetapi keras sampai di kepala.

Aku menghabiskan waktu bersama teman - teman yang sangat mewarnai ulang tahunku sampai jam lima sore dan aku harus bersiap - siap untuk menghadiri undangan. Dengan berat hati aku pamit dari keberadaanku..

Dalam perjalanan menuju ke rumah aku menyadari bahwa hidup itu indah dengan sejuta harapan menggantung diudara. sampai akhirnya mereka yang pantas dan cukup hebat untuk meraih tingginya..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar